Rabu, 28 Agustus 2013

Peristiwa Israk Mikraj – Perjalanan Nabi Muhammad Bertemu Allah

Saat ini, didatangkan ke Beliau sebuah Mikraj yakni tangga yang indah dari surga. Rasulullah dan Jibril naik ke atas tangga pertama lalu terangkatlah pintu langit dunia (pintu Hafzhah). Setiap kali beliau bertemu dengan para nabi, kata pertama yang diucapkan adalah assalamualaikum. Ini menunjukkan bahwa pentingnya dan mulianya ucapan salam yang sering kita ucapkan sehari-hari dan kita harus mengamalkan budaya memberi salam sebagai mendoakan kesejahteraan sesama kita. Rasulullah pernah bersabda: "Berilah makan dan sebarkanlah salam (dengan ucapan assalamualaikum), niscaya kalian akan mewarisi surga." Antara peristiwa yang terjadi di setiap tangga yang dinaiki Rasulullah adalah: Langit pertama: Rasulullah dan Jibril masuk ke langit pertama lalu bertemu dengan Nabi Adam as Kemudian dapat melihat orang yang makan riba dan harta anak yatim serta melihat orang berzina dengan rupa dan kelakuan yang sangat jelek dan buruk. Pezina pria tergantung pada susu pezina perempuan.

Langit kedua: Nabi Muhammad dan Jibril naik tangga langit kedua lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya as

Langit ketiga: Naik tangga langit ketiga dan bertemu Yusuf as

Langit keempat: Naik tangga langit keempat lalu bertemu Nabi Idris as

Langit kelima: Naik tangga langit kelima dan bertemu Harun as yang dikelilingi kaumnya Bani Israel.

Langit keenam: Naik tangga langit keenam dan bertemu dengan para nabi. Selanjutnya bertemu Musa as Ia disuruh mengangkat kepalanya lalu dapat melihat umat beliau sendiri yang banyak termasuk 70.000 orang masuk surga tanpa hisab.

Langit ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu Nabi Ibrahim as sedang bersandar pada Baitulmakmur sambil dihadapi kaumnya. Kepada Rasulullah, Nabi Ibrahim bersabda: "Engkau akan bertemu Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu daif, maka berdoalah untuk umatmu. "Perintahkan umatmu menanam tanaman surga yaitu Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillahlah Allahuakbar dan Walahaulawalaquwataillabillahi'aliyul'adzim. "Bagi orang yang membaca setiap kalimat ini akan ditanamkan pohon dalam surga." Setelah itu beliau masuk ke dalam Baitul Makmur lalu shalat. Baitul Makmur terletak persis di atas Baitullah dan adalah tempat malaikat bertawaf.

Tangga kedelapan: Di sinilah disebut 'al-kursi' yang berbetulan dengan dahan pohon Sidratul Muntaha. Rasulullah menyaksikan berbagai keajaiban pada pohon itu.

Sungai yang airnya tidak berubah, sungai susu, sungai arak, sungai madu dan buah, daun dan dahan yang berubah warna dan berubah menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas beterbangan dan semua keindahan yang tak terperi oleh manusia. Beliau juga dapat melihat air sungai Kauthar yang terus masuk ke surga. Selanjutnya beliau masuk ke surga dan melihat neraka beserta penunggunya, Malik.

Tangga kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk Sidratul Muntaha. Rasulullah w masuk dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul Aqlam. Lalu melihat seorang pria yang gaib dalam nur 'arasy yaitu lelaki dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya terkonsentrasi penuh ke masjid dan tidak memaki orang tuanya.

Tangga kesepuluh: Beliau sampai ke Hadratul Qudus dan Hadrat Rabbul arbab lalu dapat menyaksikan Allah dengan mata kepala beliau, lantas sujud. Di sinilah Allah memfardukan shalat 50 waktu kepada Baginda. Selesai munajat, Rasulullah dibawa menemui Ibrahim kemudian Musa.

Musa bertanya: "Apakah yang diwajibkan Allah kepada kamu untuk umatmu?" Rasulullah saw menjawab: "Shalat 50 kali sehari." Musa kemudian berkata: "Kembalilah menghadap Tuhanmu dan mintalah pengurangan. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. "Lalu Ia pun berulang alik sebanyak sembilan kali sehingga Allah berkenan mengurangi waktu shalat menjadi lima kali sehari semalam dengan mempertahankan nilai pahala bersamaan shalat 50 kali.

Setelah Mi'raj, Rasulullah turun ke langit dunia kembali berikutnya ke Yerusalem. Kemudian dengan mengendarai Buraq, Beliau tiba di Masjidil Haram pada malam yang sama. Beliau menceritakan perjalanan itu kepada kaum beliau, tetapi mereka menuduh Rasulullah berdusta karena mana mungkin beliau bisa sampai ke tempat-tempat tersebut dalam waktu yang singkat sedang manusia biasa memakan waktu yang lama untuk ke sana. Hanya Abu Bakar saja yang membenarkan kata-kata Beliau lalu beliau diberi gelar As-Siddiq yang berarti 'yang membenarkan.' Peristiwa Isra Mi'raj memperlihatkan berbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran dan seharusnya kekuasaan kepada kita agar selalu mengingat dan takut kepada kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar