Senin, 11 Maret 2013

IMAN YAKIN
Kalimah Iman : Laa ilaaha illa Allah
Nilai Iman : Sekecil-kecilnya Iman akan dibalas dengan surga 10 kali lipat dunia besarnya
Standar Iman : Seluruh jasad kita dapat taat kepada Allah, dan terhindar dari perbuatan maksiat.
Puncak Iman : Tidak terkesan dengan segala suasana tetapi membuat kesan pada setiap suasana
Tanda Iman Betul : Berkeyakinan bahwa kebahagian hidup di dunia dan di akhirat hanya pada Iman dan Amal sholeh
Tanda Iman Salah : Berkeyakinan bahwa kebahagian hidup di dunia dan di akhirat hanya mengandalkan kebendaan atau keduniaan
Tanda Iman Kuat : Selalu melihat kebaikan orang lain dan menonjolkan keburukan diri sendiri
Tanda Iman Lemah : Selalu melihat keburukan orang lain dan menonjolkan kebaikan siri sendiri
Tanda Iman Meningkat : Apabila dalam 24 jam mengikuti cara hidup sunnah Rasulullah saw
Tanda Iman Menurun : Apabila dalam 24 jam kita banyak melakukan perbuatan sia-sia / maksiat
Tanda Iman Sempurna : Tidak terkesan dengan maju mundurnya keduniaan, tetapi akan merasa rugi dan menyesal apabila ada amal sholeh yang luput atau tertinggal

Umar Bin Khattab Dan Kelebihan Indera Beliau

Umar Bin Khattab Dan Kelebihan Indera Beliau


Memang betul, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan. Banyak yang melihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali karena Umar di masa mudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukan, malah suka mengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yang menjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga ia ditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan salat. Dan tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lainyang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahwa Umar bin Kaththab mengidap penyakit kejiwaan?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab,merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampir semua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting.

Dan, sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.
Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan salat Jum’at yang lalu, ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khotbahnya,sekonyong-konyong Umar berseru, “Hai Suriah, hai tentaraku. Bukit itu, bukit itu, bukit itu!” Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi khotbah yang disampaikan. “Wah, khalifah kita benar-benar sudah gila,” gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum salat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya,”Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khotbah engkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?” Umar dengan tenang menjelaskan, “Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkan Suriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaum pengacau.

Tatkala aku sedang berkhotbah, kulihat pasukan itu dikepung musuh dari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankan diri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu,bukit itu, bukit itu!”

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. “Lalu, mengapa engkau dulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salat fardhu?” tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, “Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuankuhidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubuat patung dari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan.”

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belum bisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justru lebih membuktikan ketidakwarasannya sehingga jawabannya pun kacau balau? Mungkinkah ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjid tempatnya berkhotbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. Yaitu manakala Suriah yang dikirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binar meskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yang diderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakat Madinah tentang dahsyatnya peperangan yang dialami mereka. “Kami dikepung oleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat. Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai jurusan. Kami sudah luluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat salat Jumat yang seharusnya kami kerjakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuah seruan gaib yang tajam dan tegas: “Bukit itu, bukit itu, bukit itu!” Tigakali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya.Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itu sebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapi serangn tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan kami.”

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pula masyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahman kemudian berkata, “Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahi adat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melacaknya”

================================================================================
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.

Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa.

Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik.

Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.

Khalifah ‘Umar

Kisah Iblis yang Bertamu pada Rasulullah

Kisah Iblis yang Bertamu pada Rasulullah
Kabar Dari Iblis Disampaikan Kepada Nabi Muhammad
Diriwayatkan dari Ma’adz bin Jabal r.a bahwa Ibnu Abbas r.a berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku ma...suk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas r.a berkata: “Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat tujuh helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.”
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT. Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
“Siapa yang memaksamu?”
“Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.
Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang alim dan wara’ (loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain.”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang-orang yang sabar.”
“Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Utsman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT)
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya, yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam–diam.”
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak-anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya: “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, dan kita senantiasa dijauhkan dari godaan iblis laknatullah serta diberi keimanan yang kuat oleh Allah SWT. Amin.. amin.. Yaa Robaal ‘Alamin..

8 DEFINISI CINTA Menurut Al Qur'an.

8 DEFINISI CINTA Menurut Al Qur'an.








---1. Cinta MAWADDAH





Adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

---2. Cinta RAHMAH

Adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

---3. Cinta MAIL
Adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

---4. Cinta SYAGHAF
Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

---5. Cinta RA'FAH
Adalah rasa kasih yang dalam hingga mengalahkannorma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

---6. Cinta SH0BWAH
Adalah cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

---7. Cinta SYAUQ (rindu).
Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad;--'' WA as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika,..(aku mohon dapat merasakan nikmatnya

memandang Wajah-Mu & Nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan-Mu.). Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin w .Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

---8. Cinta KULFAH
Adalah perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, "..laa yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Termasuk kateg0ri yg manakah cinta qt , cintaq , cintamu , cinta qt semwa ?
Sudahkah cinta qt murni dilandasi rasa kecintaan qt kepada ALLAH swt ?
Atau justru cinta yg qt miliki saat ini cinta yg hanya merusak iman dan menjerumuskan ?

Iman Yakin

Iman Yakin
Jika dakwah adalah jalan yang panjang,
jangan pernah berhenti untuk menemukan penghujungnya.

Jika dakwah itu beban berat,
jangan meminta yang ringan
tetapi mintalah agar mempunyai punggung yang kuat
untuk menopangnya.

Jika dakwah pendukungnya sedikit,
maka jadilah orang yang sedikit itu.


1. Suatu kali semua penduduk desa berdoa memohon hujan. Pada hari semua orang berkumpu luntuk berdoa, hanya satu bocah laki-laki yang membawa payung.

Itulah IMAN!

2. Teladan dari seorang bayi berusia satu tahun. Ketika anda melemparkannya ke udara, dia tertawa karena dia tau anda akan menangkapnya kembali.

Itulah KEPERCAYAAN!

3. Setiap malam saat kita tidur, kita tidak tahu apakah masih hidup saat bangun esok hari, tetapi kita masih mempunyai rencana untuk esok hari.

Itulah HARAPAN!

Sebelum manusia dilahirkan, maka di alam roh ditanya oleh Allah Swt. :
“Alastu bi Robbikum”.
Roh menjawab : “Bala Syahidna”.
Setelah Allah Swt. mendengar ikrar dari manusia, Allah ingin bukti dari ikrar tersebut,
maka manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang, tidak punya apa-apa dan
tidak bisa apa-apa, maka apabila hari ini kita punya ilmu, punya pakaian, punya kekuatan,.

Sesungguhnya ilmu itu adalah milik Allah,
Pakaian itu milik Allah,
Kekuatan itu milik Allah.
Sesungguhnya manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Allah ciptakan mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dll.
Allah ciptakan mata, Allah pelihara mata, Allah beri rezeki pada mata.

Ada mata yang dapat melihat jarak jauh, ada yang melihat jarak dekat bahkan
ada yang melihat dengan bashiroh (pandangan hati/bathin),
itulah mata yang diberi rezeki oleh Allah.

Allah ciptakan telinga, Allah pelihara telinga, Allah beri cukil batu pada telinga,
Allah beri rezeki pada telinga. Ada telinga yang dapat mendengar jarak jauh,
ada yang mendengar jarak dekat bahkan ada yang mendengar dengan bashiroh,
Itulah telinga yang diberi rezeki oleh Allah dsb.

Allah cukupi kebutuhan manusia. Dunia dan seisinya diciptakan untuk manusia
akan tetapi manusia diciptakan bukan untuk dunia tetapi diciptakan untuk akhirat.

Bagamana diakhirat kita bisa selamat?. Maka didunia inilah kita sempurnakan Iman dan Amal kita.

Apabila didunia Iman kita sempurna, Amal kita sempurna, maka diakhir hayat kita
dapat mengucapkan kalimat “لاَإِِلَـهَ إِلَّى الله”, sehingga kita mendapatkan nikmat kubur, nikmat mizan,
nikmat shirot dan nikmat surga yang selama-lamanya.

Tetapi apabila manusia tidak mau menyempurnakan Iman dan Amal,
sehingga Iman dan Amalnya cacat, maka diakhir hayat tidak mampu mengucapkan kalimat “لاَإِِلَـهَ إِلَّى الله”,
sehingga mereka nantinya akan mendapat siksa kubur, siksa mizan,
siksa shirot dan siksa neraka yang selama-lamanya.

Dikatakan oleh ulama : orang yang disiksa di alam kubur akan menangis sehingga
keluar air mata mereka sampai habis, dan berganti air mata darah sampai habis dan
berganti air mata nanah sampai habis pula sehingga ia berdo’a :
"Ya Tuhan kami, kami Telah melihat dan mendengar siksa-Mu,
Maka kembalikanlah kami (ke dunia),kami akan mengerjakan amal sholeh,

Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."
(QS. As-Sajdah : 12)

Dikatakan ulama : Meskipun keyakinan manusia di alam kubur melebihi 70 orang wali,
maka keyakinan itu tidak dapat mengembalikannya ke dunia lagi. Mengapa?
Karena tempat menyempurnakan Iman dan Amal bukan di alam kubur tetapi di dunia ini.

Laa illaha illallah...

tanggung jawab ummat adalah dakwah dan tabligh ke seluruh alam

13 tanggung jawab ummat adalah dakwah dan tabligh ke seluruh alam
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah washsholatu wassalamu ala rasulillah Lahawala wala quwwata illa billah.
Dakwah dan Tabligh adalah kerja Para Rasul dan Ummat Muhammad SAW. Al-qur’an dan hadits turun dalam suasana dakwah Nabi Muhammad SAW dan Shahabat, sehingga dikatakan Al-qur’an dan Hadits adalah kalam dakwah. Alqur’an menceritakan kisah 25 nabi yang buat dakwah, kisah orang shalih yang buat dakwah (ali imran, maryam, Habib annajar – surat yasin dsb), jin yang buat dakwah, binatang yang ikut dakwah (ashabul kahfi, burung hud-hud, semut –surat anmal dsb), kisah kaum yang menentang dakwah, bantahan terhadap pernyataan orang kafir dsb. Berikut ini adalah beberapa ayat dan hadits tentang pentingnya dakwahdan tabligh :

A. Dakwah adalah yang paling ditakuti oleh orang kafir
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat (takut) bagi orang-orang musyrik terhadap apa (agama) yang kamu dakwahkan (kamu seru) kepada mereka. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
(ASY SYUURA (MUSYAWARAT) (42) 13)


Orang musyrik paling takut dengan dakwah karena jika kewajiban dakwah (sesuai sunnah) sudah disampaikan kepada mereka maka :
- Jika ia menerima dakwah islam maka ia akan Berjaya dunia dan akhirat
- Jika ia menolak dakwah islam, maka pasti ia akan di adzab dengan adzab yang pedih didunia dan akhirat. Inilah yang mereka (Yahudi, nasrani, majusi dsb) takuti!


B. Tanggung Jawab/medan Dakwah Ummat Muhammad
1.Dakwah pada diri sendiri dan keluarga
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS Attahrim ayat 6)


2. Dakwah kepada Jiran/tetangga, sahabat dan orang-orang dekat/kerabat
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
(QS Asysu’ara (66) 214)


3. Dakwah kepada Umat didaerah sendiri dan daerah lain
Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.
(QS Al an’am (6) 92).


4. Dakwah kepada Ummat diseluruh dunia
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS Ali imran (3)110).


C. Dakwah adalah maksud diciptakannya (tugas) ummat Muhammad SAW


1.Maksud diciptakannya manusia adalah untuk ibadah
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Qs adzariyat 56).
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS An Nur (24) 41)

2. Maksud diciptakannya manusia adalah sebagai khalifatullah (wakil-wakil Allah dimuka bumi)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Qs albaqarah (2) 30)


3. Maksud diciptakannya Ummat Muhammad adalah untuk dakwah
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.
(QS Yusuf (12) 108)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS Ali imran (3) 110).
Hasan Basri Rahmatullah alaih mengatakan : “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab (al-qur’an)” . (Bahkan perkataan ini terdapat pada kitab amr bil ma’ruf nahi ‘anil munkar – Ibnu taymiyah).


D. Dua Amalan Orang Mukmin yang Allah SWT juga mengamalkannya


1.Allah SWT Berdakwah
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)
(QS Yunus (10)25].


2. Allah SWT bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
(Surat Al-ahzab (33) 56)


E. Dakwah (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) adalah tugas semua muslim bukan tugas ulama saja (Tugas ulama adalah mengajar dan menunjukan jalan yang lurus (fatwa-fatwa) dsb.)


1. Ayat al-qur’an
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(An-nahl (16) 125).


Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
(Adz-adzaariyat (51) 55)
Hai orang yang berkemul (berselimut) (2) ,bangunlah, lalu berilah peringatan! (3) dan Tuhanmu agungkanlah!


2. Hadits Nabi
- Dari Anas ra. beliau meriwayatkan bahwa kami berkata : “Wahai Rasulullah, adakah betul kami tidak berhak (patut) mengajak kepada kebaikan sehingga kami mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak berhak (patut) mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran? Maka Baginda SAW menjawab : “Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan walaupun kalian belum mengamalkan semua kebaikan dan cegahlah kemungkaran walaupun kalian belum meninggalkan semuanya dengannya (HR Imam athabrani dalam al ausath dan jami’ush shaghir)
- Dari abi sa’id al khudry Ra. berkata saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa melihat kemungkaran dihadapannya maka rubahlah dengan tangannya. Sekiranya tidak mampu maka rubahlah dengan lidahnya. dan sekiranya tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya dan yang sedemikian itu selemah-lemahnya iman (HR Imam Muslim).


F. Kesalahan memahami ayat Al-qur’an (QS al Maidah 105)
Dari Abu bakar ashidiq Ra. berkata : “wahai manusia! Kalian membaca ayat ini :
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS Al maidah 105)
Sungguh aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya manusia apabila melihat orang berbuat dhalim. tetapi ia tidak menghentikan kedhaliman itu dengan tangannya, maka hampir saja Allah SWT. menimpakan adzabnya secara menyeluruh
(HR Tirmidzi katanya hadits ini shahih. Bab Turunya adzab ketika kemungkaran tidak dicegah, Hadits nomor 2168).


Keterangan :
Makna dhahir ayat alqur’an dalam hadits diatas adalah : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS Al maidah 105)


Kalau memang pengertiannya seperti itu , mengapa mereka diperintahkan melakukan tugas amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu apabila seseorang melakukan tugasnya (amar ma’ruf nahi munkar), tetapi orang yang diajaknya tidak mau mengikuti, maka ia tidak akan dipersalahkan, karena ia telah melaksanakan tugasnya. Karena sesungguhnya kewajibannya hanyalah menyuruh (kepada kebaikan) dan melarang (dari kemungkaran), bukan memaksa orang untuk menerimanya . Wallahu a’lam (An-nawawi -Syarah muslimII/22, Syaikh Yusuf alkhandahlawi-muntakhob ahadits, hadits no. 19 bab dakwah dan tabligh)

G. Jika dakwah ditinggalkan


1. Diharamkan keberkahan wahyu (Tidak bisa memahami al-qur’an dan hadits)
- Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. beliau berkata bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda :
“Apabila ummatku mengagungkan dunia maka akan dicabut darinya kehebatan islam, apabila mereka meninggalkan amr bil ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi ‘anil munkar (mencegah kemungkaran maka diharamkan atasnya keberkahan wahyu dan apabila mereka saling caci mencaci maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt. (HR Hakim dan Tirmidzi – Dari kitab Durrul mantsur).


2. Diadzab sebagaimana diadzabnya Bani israil
Dari Urs bin ‘amirah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab masyarakat banyak disebabkan kejahatan segelintir orang, sehingga segelintir orang itu melakukan suatu kejahatan yang sebenarnya mampu dicegah oleh masyarakat banyak, tetapi mereka tidak berusaha mencegahnya. Ketika terjadi demikian, maka Allah akan membinasakan semuanya, masyarakat banyak dan segelintir orang tersebut” (HR Imam thabrani dan sanad-sanagnya tisqat/terpercaya – majmauz zawaa’id VII/528).- tafsir (surat al Maidah [5] :78).
[QS 5:78] Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.


3. Doa tidak dikabulkan
Dari Hudzaifah bin al yaman ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : ” Demi dzat yang nyawaku dalam kekuasaannya! kalian harus menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ! atau (jika tidak), Allah akan mengirimkan pada kalian adzab dari-Nya, kemudian kalian berdoa (meminta tolong kepada-Nya), tetapi Dia tidak menerima doa kalian (HR Tirmidzi, katanya hadits ini hasan. Bab tentang amr ma’ruf nahi munkar, hadits nomor 2169).


4. Dibangkitkan pemimpin yang dhalim
Hadzat abu darda ra. salah seorang shahabat yang masyhur berkata : “Tetaplah kamu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kalau tidak Allah Swt akan membangkitkan pemimpin (raja) yang dhalim yang memerintah kamu. Dia (aja dhalim) tidak akan menghormati orang tua kamu dan tidak akan menaruh belas kasihan kepada yang muda-muda dikalangan kamu. Pada masa itu, doa orang-orang shalih tidak akan diterima, Kamu inginkan bantuan tapi bantuan tidak akan diberikan, kamu mohon keampunan tetapi Allah swt tetapi kamu tidak akan diampuni”.
[47:7] Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Qs. Muhammad ayat 7).


5. Pintu hidayah tertutup, banyak orang islam murtad


6. Orang islam banyak yang mati tanpa mengucapkan kalimah tayyibah


7. Orang-orang munafiq banyak memberontak (pada pemimpin/khalifah)


8. Orang kafir berani menyerang/membunuh orang islam


9. Muncul Nabi-nabi palsu/aliran-aliran sesat.


10. Kemaksiatan merajalela


11. Keberkahan rezeki dicabut (Harga barang-barang naik, susahnya mendpatkan makanan dicabut
dsb)…

Tentang Ya'juj dan Ma'juj

Sekilas Tentang Ya'juj dan Ma'juj
Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.

Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian pula bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.

Karena interaksi sosial yang tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka mampu menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka mampu melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila berjalan sangat cepat seperti meluncur bersama angin.

Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s (QS 18:93) untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah menimbulkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.

Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka (QS 18:96). Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk dihuni.

Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat (QS 18:98). Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.

Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.

Kelak menjelang Kiamat, salah seorang pemimpin mereka mengatakan kata kunci “InsyaAllah” maka kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah (QS 21:96) memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.

Masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur) lalu bersama-sama berdoa kepada Allah agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung mengakibatkan kematian mereka secara serentak.
Mudzakarah 6 Sifat Sahabat
Allah SWT meletakkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat hanyalah pada agama Islam yang sempurna.
Agama Islam yang sempurna adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW. Meliputi Iman, Ibadah, Muamalah, Mu’asyarat dan Akhlaq.
Pada saat ini umat Islam tidak ada kekuatan dan kemampuan untuk mengamalkan agama secara sempurna.
Para sahabat RA telah sukses dan jaya dalam mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki sifat-sifat dasar yang terkandung dalam enam sifat sahabat yang meliputi:

1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah Muhammadurrasulullah”
2. Sholat khusyu’ dan khudlu’
3. Ilmu ma’adzikir
4. Ikromul Muslimin
5. Tashihun niat
6. Da’wah dan tabligh khuruj fi sabilillah.

Enam sifat sahabat RA tersebut bukan merupakan wujud agama yang sempurna, karena agama yang sempurna terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadits, tetapi apabila enam sifat para sahabat tersebut ada dalam diri kita maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkan agama secara sempurna.

1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah“.

Arti : Tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt. Dan Baginda Muhammad Saw. Adalah utusan Allah.

Maksud Laa ilaha illallah:
Mengeluarkan keyakinan pada mahluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah Swt. Di dalam hati.

Fadhilah :
1. Barang siapa yang mati sedangkan dia yakin tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt., maka dijamin masuk surga.
2. Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan hatinya membenarkan lisannya, maka dipersilahkan masuk surga dari pintu mana yang dia suka.
3. Sekecil-kecil iman dalam hati maka akan Allah berikan surga yang luasnya 10 kali dunia.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya iman yakin.
2. Latihan dengan cara memperbanyak halaqoh-halaqoh / majlis iman yakin (bicara atau dengar).
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat iman dan yakin.

Maksud Muhammadarrasulullah
Meyakini hanya satu-satunya jalan untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat hanya dengan cara ikut sunnah Rasulullah Saw.

Fadhilah :
1. Rasulullah Saw. bersabda, Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Aku (Muhammad) sebagai utusan Allah.
2. Rasulullah Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
3. Rasulullah Saw. Bersabda barang siapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku, dan barangsiapa yang cinta padaku maka akan bersamaku didalam surga.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya menghidupkan sunnah Rasulullah Saw.
2. Latihan , yaitu dengan cara menghidupkan sunnah Rasulullah Saw. Dalam kehidupan kita selama 24 jam.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menghidupkan sunnah.

2. Sholat khusyu’ dan khudlu’
Arti : Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Maksud Shalat Khusu dan Khudu:
Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah Swt didalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.

Fadhilah :
1. Allah berfirman : Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
2. Allah berfirman : Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
3. Rasulullah Saw. Bersabda : shalat adalah milahnya orang beriman.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya shalat
2. Latihan dengan cara :
a. Memperbaiki dhahirnya shalat.
b. Menghadirkan keagungan Allah
c. Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat shalat khusyu dan khudu.

3. Ilmu ma’adzikir
Arti Ilmu : Semua petunjuk yang dating dari Allah Swt melalui Baginda Rasulullah Saw.
Arti Dzikir: Mengingat Allah sebagaimana agungnya Allah.

Maksud Ilmu ma’adzikir
Mengamalkan perintah Allah Swt. Pada setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah didalam hati dan ikut cara Rasulullah Saw.

Fadhilah Ilmu:
1. Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka akan Allah fahamkan dirinya pada masalah agama.
2. Barangsiapa berjalan mencari ilmu maka akan Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga.
3. Barangsiapa mempelajari satu ayat Al Quran maka nilainya adalah lebih baik daripada shalat sunnah 100 rakaat. Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu maka lebih baik nilainya daripada shalat sunnah 1000 rakaat.

Fadhilah Dzikir:
1. Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.
2. Allah berfirman : Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.
3. Allah berfirman : Ingatlah pada Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu.

Cara mendapatkan ilmu fadhail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu fadhail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh fadhail di masjid dan di rumah.
b. Ajak manusia untuk duduk dalam halaqoh fadhail
c. Hadirkan fadhail dalam setiap amalan .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu fadhail.

Cara mendapatkan ilmu masail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu masail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh masail dengan para alim ulama.
b. Bertanya kepada ulama baik untuk masalah agama maupun dunia.
c. Sering berziarah kepada para alim ulama .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu masail.

Cara mendapatkan dzikir :
1. Dakwahkan pentingnya dzikir kepada Allah Swt.
2. Latihan dengan cara :
a. Setiap hari membaca Al Quran (usahakan 1 juz).
b. Membaca tasbihat, shalawat dan istigfar masing-masing 100 X.
Ketika membaca tasbihat maka hadirkan kemahasucian Allah
Ketika membaca shalawat maka ingat jasa-jasa Rasulullah kepada kita.
Ketika membaca istigfar maka hadirkan sifat Maha Pengampunnya Allah.
c. Amalkan doa-doa masnunah (harian) .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dzikir.

4. Ikromul Muslimin
Arti : Memuliakan sesama orang islam / muslim.

Maksud ikramul muslimin
Menunaikan hak-hak semua orang islam tanpa meminta hak daripadanya.

Fadhilah :
1. Allah akan menolong seorang hamba selagi dia menolong saudaranya.
2. Barang siapa menutup aib saudaranya yang muslim maka Allah akan menutup aibnya dan barang siapa membuka aib saudaranya yang muslim maka Allah akan membuka aibnya sampai dia akan dipermalukan di rumahnya sendiri.
3. Senyummu didepan saudaramu adalah sedekah.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikram
2. Latihan dengan cara :
a. Memberi salam kepada orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.
b. Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan uloama dan menghormati sesama.
c. Berbaur dengan semua orang yang berbeda-beda wataknya.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan ahlaq sebagaimana ahlaq Baginda Rasulullah Saw.

5. Tashihun niat
Arti : Membetulkan / meluruskan niat

Maksud tashihun niat :
Membersihkan niat pada setiap amalan semata-mata karena Allah Swt.

Fadhilah :
1. Sesungguhnya Allahtidak akan menerima amalan seseorang kecuali dengan ikhlas.
2. Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupamu dan hartamu tetapi Dia akan memandang pada hatimu dan amalanmu.
3. Baginda Rasulullah Saw. Bersabda : Wahai Muadz jagalah keihklasan karena amal yang ikhlas walau sedikit akan mencukupi.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikhlas.
2. Latihan dengan cara : setiap beramal periksa niat kita, sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal, bersihkan niat agar semata-mata hanya karena Allah.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ikhlas dalam beramal.

6. Da’wah dan Tabligh Khuruj fi Sabilillah
Arti: Dakwah mengajak, Tabligh menyampaikan dan khuruj fisabilillah adalah keluar di jalan Allah.

Maksud :
1. Memperbaiki diri, yaitu bagaimana agar dapat menggunakan harta diri dan waktu sebagaimana yang diperintahkan Allah.
2. Menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan semua manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri sendiri.

Fadhilah :
1. Allah berfirman : dan adakah yang perkataannya lebih baik daripada seseorang yang mengajak manusia kepada Allah.
2. Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk kebaikan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan.
3. Sepagi sepetang dijalan Allah lebih baik daripada mendapatkan dunia dan seisinya.

Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya dakwah dan tabligh.
2. Latihan dengan cara : keluar dijalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 h setiap tahun, 3h setiap bulan dan 2,5 jam setiap hari. Tingkatkan dengan cara bertahap-tahap menjadi 4 bl tiap tahun, 10h tiap bulan dan 8 jam setiap hari.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dakwah dan tabligh yaitu dapat menggunakan harta, diri dan waktu untuk kepentingan agama.

MUDZAKARAH NAFI ISBAT

MUDZAKARAH NAFI ISBAT
MUDZAKARAH NAFI ISBAT

Sesungguhnya :
1. Mahluk tidak dapat memberi manfaat dan mudhorrot, yang dapat memberi manfaat dan mudhorrot hanya Allah.
2. Mahluk dapat memberi manfaat dan mudhorrot berhajat kepada Allah.
3. Allah dapat memberi manfaat dan mudhorrot tidak berhajat pada mahluk.
4. Kalau Allah berkehendak mahluk dapat memberi manfaat dan mudhorrot dan kalau Allah berkehendak tanpa mahluk Allah dapat memberi manfaat dan mudhorrot.
" لاإله إلا الله"

Sesungguhnya :
1. Obat tidak dapat menyembuhkan yang dapat menyembuhkan hanya Allah.
2. Obat menyembuhkan butuh bantuan Allah.
3. Allah dapat menyembuhkan tidak butuh pada mahluk.
4. Kalau Allah berkehendak dengan obat penyakit dapat disembuhlkan dan jika Allah berkehendak tanpa obat penyakit dapat disembuhkan.
" لاإله إلا الله"

Sesungguhnya :
1. Api tidak dapat membakar, yang dapat membakar hanya Allah.
2. Api dapat membakar berhajat kepada Allah
3. Allah membakar tidak berhajat pada api
4. Kalau Allah berkehendak dengan api dapat membakar dan jika Allah berkehendak tanpa api dapat membakar.
" لاإله إلا الله"

Sesungguhnya :
1. Senjata tidak dapat melukai, yang dapat melukai hanya Allah.
2. Senjata dapat melukai berhajat kepada Allah
3. Allah dapat melukai tidak berhajat kepada senjata
4. Kalau Allah berkehendak tanpa senjata dapat melukai dan kalau Allah berkehendak tanpa senjata dapat melukai.
" لاإله إلا الله"

Sesungguhnya :
1. Pekerjaan tidak dapat mendatangkan rizki, yang mendatangkan rizki hanya Allah.
2. Pekerjaan bisa mendatangkan rizki berhajat kepada Allah
3. Allah mendatangkan rizki tidak berhajat kepada pekerjaan.
4. Jika Allah berkehendak dengan pekerjaan rizki dapat datang dan jika Allah berkehendak tanpa pekerjaan rezeki dapat datang.
" لاإله إلا الله"

Sabtu, 02 Maret 2013

Cara Pelaksanaan Do’a dan Dzikir

Cara Pelaksanaan Do’a dan Dzikir


A. Mengangkat Kedua Tangan

Pembahasan Pertama
Yang Disyariatkan Berkaitan Dengan Keadaan Pemohon Dalam Mengangkat Kedua Tangannya Untuk Berdo’a

Terdapat beberapa hadits mutawatir yang bersifat maknawi dalam berbagai kejadian yang berbeda-beda, yang di dalamnya disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengangkat kedua tangannya sewaktu berdo`a. Di antaranya, pada enam tempat saat beribadah haji, yaitu: pada waktu berada di bukit Shafa dan bukit Marwah, di padang Arafah, di Muzdalifah, pada waktu melempar Jumrah pertama dan jumrah kedua. Adapun pada selain haji, terdapat pada shalat Istisqa`, qunut Nazilah dalam shalat-shalat fardhu, dan di dalam berbagai kejadian lainnya yang jumlahnya sekitar lima puluh tempat yang kesemuanya telah ditulis buku khusus tentang hal tersebut.

Hukum mengangkat kedua tangan

Mengangkat kedua tangan termasuk adab-adab dan sunnah do`a menurut kesepakatan kaum muslimin (ijma’), kecuali di dalam satu keadaan, yaitu waktu khutbah Jum’at. Di dalam khutbah Jum’at ini dimakruhkan bagi khatib dan para jamaah mengangkat kedua tangannya pada saat berdo`a, selama khatib tidak membaca do`a istisqa’ di dalam khutbahnya itu. Sebaliknya disunnahkan baginya beserta para jamaah untuk mengangkat kedua tangannya sewaktu membaca do`a istisqa`, setelah itu meninggalkannya.

Tata cara mengangkat kedua tangan

Pemohon mengangkat kedua tangannya setinggi kedua pundaknya, atau hampir setingginya, sambil mengumpulkan kedua tangannya tersebut dengan tidak renggang, dan dengan telapak tangan membentang menghadap ke langit, sedang punggungnya di bawah. Jika mau, dia bisa mendekatkan kedua tangannya ke arah muka hingga mukanya tertutup, sedangkan bagian punggungnya menghadap ke arah kiblat. Di samping itu, dianjurkan pula agar kedua tangan tersebut dalam keadan suci, bersih, terbuka dan tidak terhalangi oleh suatu tabir.

Cara pelaksanaannya ada tiga

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhu diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah radhiyallahu 'anhu bersabda,



اْلمَسْأَلَةُ أَنْ تَرْفَعَ يَدَيْكَ حَذْوَ مَنْكِبَيْكَ أَوْ نَحْوَهُمَا، وَاْلاِسْتِغْفَارُ أَنْ تُشِيْرَ بِأَصْبُعٍ وَاحِدَةٍ، وَاْلاِبْتِهَالُ أَنْ تُمِدَّ يَدَيْكَ جَمِيْعًا.

“Permintaan adalah kamu mengangkat kedua tanganmu setinggi kedua pundakmu atau setera dengannya, sedang istighfar adalah dengan mengacungkan satu jari, dan ibtihal (do`a pengaduan) adalah dengan menengadahkan kedua tangan.” (HR. Abu Daud dan ath-Thabrani di dalam kitabnya ‘ad-Du’a’, dan hadits ini mempunyai jalur-jalur sanad lain, yang kesemuanya dihukumi shahih).

Terdapat beberapa hadits berkaitan dengan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan tentang posisi bagi masing-masing dari ketiga sifat ini, bukan karena ketiganya lebih sebagai perbedaan variabel semata (ikhtilaf tanawwu’). Maka dari itu, perhatikanlah baik-baik! Adapun penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:

Posisi (maqam) pertama adalah posisi do`a umum yang disebut dengan ‘permintaan’ atau ‘do`a’, yaitu: mengangkat kedua tangan setinggi kedua pundak, atau setara dengannya, sambil menggandengkan keduanya, menengadahkannya ke langit (atas) sedangkan kedua punggung tangan itu menghadap tanah. Jika mau, dia boleh menutupi mukanya dengan keduanya, sedang bagian punggungnya menghadap ke arah kiblat.

Ini adalah bentuk umum mengangkat kedua tangan sewaktu berdo`a secara mutlak, di dalam qunut witir, istisqa`, atau pada enam tempat pada waktu ibadah haji, dan lain-lain.

Posisi kedua, istighfar, yang disebut dengan ‘ikhlas’, yaitu: mengacungkan jari telunjuk tangan kanan.

Bentuk ini khusus pada waktu dzikir dan do`a sewaktu berkhutbah di atas mimbar (hari Jum`at), waktu tasyahhud di dalam shalat, dan sewaktu membaca dzikir, pujian dan tahlil di luar shalat.

Dan kepada sifat atau bentuk inilah di dalam posisi ini, sifat kedua yang tersebut di dalam hadits Ibnu Abbas terdahulu di arahkan, sebagaimana tersebut di dalam hadits Imarah bin Ruaibah, bahwasanya Basyar bin Marwan berada di atas mimbar sambil mengangkat kedua tangannya. Maka Imarah berkata, “Semoga Allah ta’ala menghinakan kedua tangan orang ini. Sungguh, aku telah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak lebih untuk mengucapkan dengan tangannya begini.” Sambil mengisyaratkan kepada jari telunjuknya.” (HR. Muslim).

Sedangkan hadits-hadits tentang mengangkat (mengacungkan) jari pada waktu tasyahhud di dalam shalat dan di luarnya itu sangat masyhur.

Posisi atau bentuk ketiga adalah ibtihal, yaitu: merendahkan diri dan sangat bersungguh-sungguh meminta kepada Allah ta’ala, dan ini disebut juga dengan ‘du’a ar-rahb’ (do`a kecemasan). Bentuknya adalah mengangkat kedua tangan setinggi-tingginya hingga putih ketiak terlihat. Dan dikatakan pula: sampai terlihat kedua lengan atas. Maksudnya, keduanya terangkat karena sangat-sangat tinggi.

Bentuk atau cara seperti ini lebih khusus daripada kedua bentuk terdahulu, pertama dan kedua. Ini dilakukan khusus pada waktu atau dalam keadaan susah dan rasa takut, seperti pada kondisi paceklik, dikuasai musuh, dan keadaan-keadaan mencekam lainnya yang serupa dengannya. Dan kepada sifat inilah, kedua hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu diarahkan. Kedua hadits tersebut adalah:



كَانَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِيْ شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلاَّ فِي اْلاِسْتِسْقَاءِ، وَإِنَّهُ يَرْفَعُ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ.

“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengangkat kedua tangannya dalam setiap do`anya, kecuali pada waktu istisqa`, dan bahwasanya beliau mengangkat (kedua tangannya) hingga terlihat putih kedua ketiaknya.” (HR. al-Bukhari).

Maksudnya, beliau tidak mengangkat kedua tangannya secara berlebihan dan memohon dengan sangat, kecuali pada waktu merasa cemas, yaitu sewaktu kondisi kekeringan di dalam shalat minta hujan (istisqa`). Hal itu, tidak berarti beliau ingin menafikan adanya mengangkat kedua tangan dalam kondisi lainnya, mengingat terdapat pula hadits-hadits mutawatir tentang mengangkat kedua tangan sewaktu meminta dan berdo`a di dalam periwayatan sejumlah sahabat. Maka, yang dinafikan di dalam keadaan ini, adalah bentuk selain yang dijelaskan tadi.

Hadits lainnya:



أَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ.

“Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memohon hujan, lalu beliau menunjuk dengan kedua punggung tangannya mengahadap ke arah langit.” (HR. Muslim).

Maksudnya, karena beliau sangat tinggi mengangkat tangannya hingga seolah kedua punggung tangannya menghadap ke arah langit. Dan tafsiran inilah yang membuat hadits ini bertemu (atau tidak berseberangan) dengan seluruh hadits tentang ‘mengangkat tangan’ yang menjelaskan untuk menjadikan telapak tangan menghadap ke arah langit, dan dengan hadits Malik bin Yasar radhiyallahu 'anhu yang berbunyi:



إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ بِبُطُوْنِ أَكْفَافِكُمْ وَلاَ تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا.

“Jika kalian meminta kepada Allah ta’ala, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan kalian, dan janganlah kalian meminta kepada-Nya dengan punggungnya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Saya tidak menemukan orang yang menguraikan masalah ini (yaitu: menghadapkan punggung tangan ke arah langit) dengan tafsiran semacam ini, selain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang telah dinukil oleh al-Murdawi rahimahullah di dalam ‘al-Inshaf’ (1/458), ketika menyebutkan pendapat madzhab (Ahmad bin Hanbal), yaitu dengan menjadikan punggung kedua tangan ke arah langit di dalam do`a istisqa`, karena hal itu sebagai do`a dalam keadaan rasa takut, dan bahwa implisit dari perkataan kebanyakan pengikut madzhab (Hanbali) adalah bahwa do`a istisqa` adalah seperti yang lainnya, yaitu menengadahkan telapak tangan ke arah langit. Di sini, al-Murdawi berkata, “Taqiyuddin (Ibnu Taimiyah) memilih pendapat ini (menengadahkan telapak tangan ke arah langit), dan dia berkata, “Punggung tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadap ke arah langit karena diangkat sangat tinggi, bukan karena disengaja, sedangkan ketika beliau menengadahkan tangannya ke atas, itu dilakukan dengan disengaja. Dan kalau beliau melakukan itu dengan sengaja, maka tentunya pada tempat lainnya lebih utama dan masyhur. Ibnu Taimiyah berkata, ‘Tidak seorang pun yang berpendapat mengangkat kedua tangan di dalam do`a qunut, yang mengatakan bahwa berdo`a qunut itu dengan punggung tangan, tapi justru dengan menengadahkan telapak tangan’.”

Ini adalah nukilan yang sangat berharga yang menguraikan permasalahan yang nampak bertentangan, padahal sebenarnya tidak. Oleh karenanya, sunnah-sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi saling terpadu secara zahir dan batin. Alhamdulillah.

[Sumber: Dinukil dari kitab Tashhih ad-Du’a`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]

Doa Apabila Ada Angin Kencang / Angin Ribut




Hadirilah !!! Kajian Bulanan : Ahad 17 Februari 2013 : Prinsip Pokok Ajaran Al-Qur`an :: Hadirilah !!! Tabligh Akbar : Ahad 10 Februari 2013: Etika Berbisnis dalam Islam ::

Doa Apabila Ada Angin Kencang / Angin Ribut


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا.

“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin ini, dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya.”
HR. Abu Dawud 4/326, Ibnu Majah 2/1228, dan lihatlah kitab Shahih Ibnu Majah 2/305

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ.

“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari keja-hatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin dihembuskan.” HR. Muslim 2/616 dan Al-Bukhari 4/76.

Do’a Ketika Ziarah Kubur

Do’a Ketika Ziarah Kubur
Kamis, 03 Februari 05

َالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَاللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ.

Assalamu’alaikum ahladdiyaari minal mu’miniina wal muslimiina, wa inna insyaa Alloohu bikum laahiquuna wa yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriina as alullooha lanaa walakumul ‘aafiyata.

“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami Insya Alloh akan menyusul, ( semoga Allah Ta’ala memberikan rahmat kepada orang-orang yang (telah meninggal) terlebih dahulu diantara kami dan orang-orang yang akan datang)

Bacaan Sujud Tilawah, Sujud Sahwi dan Sujud Syukur.

Bacaan Sujud Tilawah, Sujud Sahwi dan Sujud Syukur.

SUJUD TILAWAH

Sujud tilawah yaitu sujud karena membaca atau mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tertentu, yakni yang dinamakan ayat-ayat sajadah. Bacaan sujud tilawah

:سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ“

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin.”

Artinya:”Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta.”

SUJUD SAHWI

Sujud sahwi yaitu sujud yang dilakukan orang yang shalat, sebanyak dua kali untuk menutup kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat, baik kekurangan raka’at, kelebihan raka’at, atau karena ragu-ragu yang disebabkan karena lupa.

Bacaan sujud sahwi

:سبحان الذي لا ينام ولا يسهو”

Subhaa nalladzi laa yanaa mu wa laa yas hu”

Artinya:“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.”

SUJUD SYUKUR

Sujud syukur yaitu sujud yang dilakukan karena kita menerima kenikmatan atau mendengar berita yang menggembirakan. Bacaan sujud syukur

:سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي حَقَّا حَقَّا، سَجَدْتُ لَكَ يَارَبِّ تَعَبُّدًا وَرِقًّا. اَللَّهُمَّ اِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْ لِي. اَللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.”

Subhânakallâhumma Anta Rabbî haq-qan haqqâ, sajadtu laka yâ Rabbî ta-’abbudan wa riqqâ. Allâhumma inna ‘amalî dha’îfun fadha’i lî. Allâhumma qinî ‘adzâbaka yawma tub’atsu ‘ibâduka wa tub ‘alayya innaka Antat tawwâbur Rahîm.”

Artinya:”Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah, sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan, terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.”